TEMPO.CO, Jakarta - Empat kampanye presiden dan delapan pemilihan kongres, menjadikan perang teror 9/11 sebagai perang terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat.
Teror 9/11 telah membentuk politik AS, dan kadang-kadang atas keberatan keluarga korban. Penabrakan empat pesawat dan menewaskan hampir 3.000 orang juga menguji presiden AS, yang melekat pada mantan Presiden George W. Bush, yang mendengar kabar dari kepala stafnya berita tentang serangan teror 9/11.
Baca: Amerika Serikat Peringati 17 Tahun Serangan Teror 9/11
Sebuah laporan Pentagon dari Juli 2017 mengatakan perang pasca-teror 9/11 melawan terorisme di Irak, Afganistan dan Suriah membebani pembayar pajak sebesar US$ 1,5 triliun atau sekitar Rp 22 ribu triliun (kurs Rp 14.811)
Berikut adalah bagaimana teror 9/11 mempengaruhi politik dan pemimpin Amerika Serikat, serta bagaimana mereka memandang teror 9/11, seperti dilansir dari ASsociated Press, 12 September 2018.
1. DONALD TRUMP
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump mengheningkan cipta, dalam peringatan 16 tahun tragedi serangan 9/11 di Pentagon Memorial di Arlington, Virginia, AS, 11 September 2017. Serangan tersebut menewaskan sekitar 3.000 orang dan hampir semua dimakamkan di Pentagon memorial. REUTERS
Donald Trump memperingati 17 tahun teror 9/11 dengan mengunjungi Shanksville, sebuah lahan di Pennsylvani yang dibangun monumen untuk mengenang 40 orang yang meninggal ketika mereka mencoba merebut pesawat yang dibajak dan akhirnya jatuh.
"Tanah ini sekarang menjadi monumen serangan terhadap Amerika Serikat. Sepotong hati Amerika dimakamkan di atas dasar ini," kata Trump.
Tetapi Trump, yang berada di penthouse Trump Tower, sekitar 6 kilometer dari World Trade Center pada tanggal 2001, memiliki beragam dengan tanggapan terhadap teror 9/11. Dia memuji New York, tetapi juga membuat klaim yang tidak berdasar tentang apa yang dia lakukan dan lihat hari itu.
Baca: Peringatan 17 Tahun Serangan Teror 9/11, Apa Kata Al Qaeda?
Donald Trump sempat mengatakan bahwa "ribuan orang (Muslim) bersorak-sorai" di Jersey City, New Jersey, saat menara-menara runtuh. Namun tidak ada bukti adanya perayaan massal di sana oleh umat Islam.
Trump juga mengatakan dia kehilangan "ratusan teman" dalam serangan 9/11 di New York. Dia belum memberikan nama tetapi telah menyebutkan mengetahui seorang imam Katolik Roma yang meninggal.
Sebagai presiden, Trump telah mengusulkan deportasi massal dan pelarangan terhadap beberapa Muslim yang melakukan kunjungan ke AS sebagai bagian dari kebijakan anti-terorismenya.
Selama debat presiden 2016, Trump mengatakan kepada Jeb Bush, saudara dari mantan Presiden George W. Bush, "World Trade Center runtuh selama masa pemerintahan saudara laki-laki Anda."